Resensi Buku
Memahami Kebaikan dengan Kekuatan Hati Si Anak Kuat
Judul Buku: SI ANAK KUAT
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun Terbit:
Cetakan 1, Desember 2018
Cetakan 2, Maret 2019
Cetakan 3, Agustus 2019
Cetakan 4, Desember 2019
Jumlah Halaman : 397 halaman
“Kau anak paling kuat di keluarga ini, Amel. Itu benar sekali. Bukan kuat secara fisik, tapi kuat dari dalam. Kau adalah anak yang paling teguh hatinya, paling kokoh dengan pemahaman baik.”
Buku tentang anak bungsunya Mamak Nurmas dan Bapak Syahdan, bernama lengkap Amelia dan biasa disapa Amel. Si bungsu ini memiliki tiga orang Kakak, yaitu: Eli (Eliana), Pukat dan Burlian. Dalam keluarganya, Amelia dikenal sebagai ‘Si Anak Kuat.’ Bukan kuat karena otot, melainkan pemahaman terhadap nilai kehidupan dibanding Kakak-kakaknya. Dia sangat peduli terhadap kepentingan keluarga, orang-orang yang disayanginya, juga orang lain.
Amel sering di Olok-Olok oleh kedua kakak Laki-lakinya yang super jahil, Pukat dan Burlian. Mereka punya julukan yang lucu, yaitu ‘dua sigung’. Dua sigung itu sering menyebut Amel sebagai ‘penunggu rumah’, yang artinya ketika sudah besar nanti, ketiga Kakaknya akan merantau jauh namun Amel harus tetap berada dirumah. Dan memang saya sebagai anak bungsu juga sering disebut begitu oleh Kakak-kakak saya terlebih ketika mereka sedang asyik menggoda si Adik bungsunya. Yang paling menarik dari kisah Amel dengan Kakaknya yakni saat dia menganggap Eli sebagai si tukang Suruh-Suruh dan cerewet, namun saat Amel jatuh dan Eli menggendong Adik kesayangannya sampai pingsan bagian cerita ini sangat mengharukan.
Selanjutnya Bapak menceritakan pengorbanan yang sudah dilakukan Eli kepada Amel, sehingga membuat Amel begitu sedih dan merasa bersalah. Buku yang membuat kita seperti bisa masuk kedalam cerita tersebut. Penuh tawa, haru, seru, dan membuat kita seperti bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh Amel. Terlebih saat Amel menganggap bahwa Kakaknya itu galak dan tidak sayang kepada Amel. Hingga suatu hari Amel pun ingin balas dendam kepada Kakaknya secara Diam-Diam, dan hal itu berhasil dilakukan. Sehingga dia dihukum oleh kedua Orang Tuanya. Di momen ini-lah Bapak menasehati Amel.
"Kau tidak terlalu kecil untuk bisa melihatnya, Amel. Kau lebih cepat mengerti dibanding Kakak-kakakmu soal memahami kebaikan. Tetapi jelas kau terlalu keras kepala untuk menerimanya. Kak Eli menyayangi kau. Tidak ada orang yang begitu cerewet, sering mengingatkan kalau dia tidak sayang. Justru ketika orang lain memutuskan mendiamkan, maka saat itulah dia tidak peduli lagi, tidak sayang lagi." Bapak berkata tegas, intonasinya bertenaga, penuh keyakinan dengan kalimatnya.
Masa kecil Amel begitu seru, hal ini terlihat dari beberapa bagian yang ada didalam novel. dia hidup di sebuah lembah desa yang indah. Memiliki kedua Orang Tua yang telah menanamkan pemahaman akan Nilai-Nilai baik dalam agama dan kehidupan.
Kejutan lain dari buku ini juga tentang keteguhan hati Amel yang membantu teman sekelasnya yang nakal, hingga jadi anak baik. Hal ini agak sulit dilakukan karena Chuck Norris adalah anak yang nakal dan suka membuat onar. Namun, Amel tidak menyerah begitu saja. dia berusaha memahami apa yang membuat Chuck Norris menjadi anak yang nakal. Hingga akhirnya Amel mampu membuat Chuck Norris berubah sedikit demi sedikit. Dan yang paling menarik adalah Proyek Amel bersama geng yang tidak jadi dinamakan ‘Geng Anak Bungsu’ terdiri dari Amel, Maya, Noris dan Tambusai, berhasil atau tidak? Apakah tradisi ‘penunggu rumah’ jatuh pada Amel?
Cerita sederhana namun memiliki banyak pesan moral yang bisa didapatkan. Tentang betapa hebatnya karakter Pak Bin guru sekolah Satu-satunya di kampung, puluhan tahun tidak pernah lolos dalam tes PNS, namun pengabdiannya sungguh luar biasa. Karakter Nek Kiba guru mengaji sekampung yang sudah puluhan tahun mengajar juga hebat dan Karakter Wak Yati juga menyenangkan.
"Inilah duniaku sekarang. Dan menjadi guru adalah Cita-Cita terbaik yang pernah kumiliki saat menatap wajah tulus Pak Bin dan senyum lapang Nek Kiba mengurus kami dulu. Aku memiliki teladan Guru-Guru terbaik dalam hidupku. Guru-Guru yang dulu punya keterbatasan tapi terus mengajar dengan baik dan semangat. Maka, hari ini tidak boleh ada lagi keterbatasan di lembah ini. Tidak ada anak-anak lembah berhak atas pendidikan terbaik."
Novel ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yg mempunyai karakter kuat, pantang menyerah dan bersikap optimis dalam setiap masalah-masalah kehidupan yang kita alami. Sosok Amel yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara itu mampu membuat pembaca terkesan bila cerita tersebut benar-benar terjadi. Bahkan orang dewasa pun dapat belajar dari sosok seorang Amelia, tentang bagaimana menjadi anak bungsu dan menjadi sosok yang kuat dalam kehidupan.
Kekuatan dari novel ini adalah kehebatan penulis Tere Liye dalam menggambarkan tingkah laku, pemikiran, dan dialog Anak-Anak. Apalagi Nasihat-nasihatnya sangat bagus untuk diterapkan dalam kehidupan. Novel ini mengajarkan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja keras dan pantang menyerah. Alur ceritanya tidak mudah ditebak. Sehingga membuat semakin penasaran untuk terus membacanya. Melalui kata-kata yang sederhana, namun Tere Liye mampu menggugah emosi para pembaca sehingga seperti merasakannya langsung.
Kekurangan dari novel ini adalah terkadang ditemukan tokoh yang tidak dijelaskan bagaimana ceritanya dan hanya di tuliskan *lihat dinovel Pukat, jadi pembaca harus membeli ketiga buku lainnya dan ada beberapa penulisan kata yang kekurangan huruf, jadi penulis maupun editor harus lebih memperhatikan penulisannya.
Novel “Amelia” memiliki jalan cerita sendiri dan punya cerita sendiri walaupun tokohnya dalam novel kebanyakan sama. Keunikan lain adalah Amelia anak keempat dari tiga saudaranya tetapi novel “Amelia” yang pertama terbit. Juga Tere Liye mengisahkan tidak selamanya anak bungsu itu berperilaku cengeng, manja, dan tidak bisa diatur. Namun sebaliknya Tere Liye mengisahkan sosok Amelia sebagai anak yang kuat.
Novel Tere Liye memakai Kata-Kata yang sederhana penuh makna. Point penting dari novel ini yaitu mengajak pembaca untuk memahami karakter si anak bungsu yang tidak sama seperti pemikiran banyak orang pada umumnya yang manja dan selalu bergantung pada orang lain, namun amel dapat membuktikan bahwa sebagai anak bungsu dia mampu menjadi anak yang kuat dan berguna bagi banyak orang disekitatnya dan dirinya sendiri. Ini dibuktikan oleh keberhasilan amel yang bisa meraih pendidikan tinggi dan mengapa cita-cita mulia nya untuk menjadi seorang guru.