Langsung ke konten utama

Nama Saya Hak Asasi Manusia yang Terlupakan di Negara Sendiri


Kekerasan dan Pelanggaran HAM sering terjadi dimana-mana, seperti halnya air hujan yang jatuh dan mengalir, merasuk kedalam kehidupan hingga masyarakat kecil.

 Sejatinya manusia memiliki hak yang harus saling dihormati antar manusia yang lain. Dengan begitu Indonesia akan lebih damai karena tidak adanya lagi kasus pelanggaran HAM. 

Sejumlah kekerasan terjadi dalam waktu yang hampir beruntun, dan penyelesaiannya pun masih dalam tanda tanya. Dimana satu kekerasan terjadi dan belum ditangani secara tuntas, kemudian muncul lagi kekerasan baru yang semakin menimbun banyaknya aksi kekerasan yang terjadi.

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di lindungi dan di hargai oleh setiap manusia. Dari sini saja kita dapat menyimpulkan bahwa Gak Asasi Manusia memang harus dihormati dan ditaati oleh semua orang.

Hak ini merupakan hak yang berhubungan dengan kehidupan setiap orang, kebebasan untuk menyampaikan pendapat, kebebasan untuk bepergian, bergerak, berpindah ke berbagai tempat hak untuk dipilih dan memilih, hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintahan; hak dalam membuat petisi, hak melakukan pendidikan; hak untuk mendapatkan pengajaran; dan masih banyak lagi.

Indonesia sendiri terlebih dahulu mencantumkan keperdulian dalam UUD 1945, dan secara tegas tercantum pada pasal 28 tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pendiri bangsa telah selangkah lebih maju dalam menetapkan HAM terhadap identitas negara.

Namun realitasnya.
HAM pada saat ini berbanding terbalik dengan apa yang dicita-citakan bangsa indonesia. Faktanya amat tragis, banyak terjadi kekerasan dan pelanggaran HAm dimana-mana, pemerintah seolah menutup mata dan menutup telinga dengan kedua tangannya. Seakan enggan mengetahui dan menyelesaikan tragedi pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.

Menengok catatan sejarah bangsa ini, banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM yang sampai sekarang masih belum bisa diungkap. Bahkan, banyak di antara kasus-kasus tersebut adalah kasus pelanggaran HAM berat. 

Namun, seolah-olah selalu menjadi perkara yang diestafetkan kepada pemimpin-pemimpin bangsa yang baru. Pada prakteknya setelah hukum tentang HAM dibuat, pelanggaran HAM masih terjadi hingga saat ini.


(Sumber gambar dari : timeline twitter)

kasus-kasus seperti peristiwa 1965, Trisakti, Semanggi 1, Semanggi 2, Penembak Misterius (Petrus), kasus Wamena dan Wasilor, penculikan dan penghilangan paksa aktivis, peristiwa Talangsari, dan lain sebagainya. Masih belum terselesaikan. 

Kasus pelanggaran HAM terbesar setelah adanya hukum yang berlaku adalah Munir. Munir adalah aktivis HAM Indonesia keturunan Arab Indonesia yang meninggal di pesawat dalam penerbangan menuju Amsterdam. Kabar meninggalnya Munir menggemparkan seluruh Indonesia.

Tidak ada yang menjamin bahwa semakin maju perkembangan zaman maka semakin sedikit pelanggaran HAM yang terjadi. Nyatanya di Indonesia banyak orang – orang yang terkadang berbuat kasar kepada sesama manusia. Hal ini mengindikasikan jika pemahaman HAM di Indonesia belum sepenuhnya merata dan dimengerti oleh masyarakat luas. 

Postingan populer dari blog ini

Tak Semua Orang Tua Mulia : Relasi Orang Tua dan Anak

"Sebelumnya aku tak merasa bahwa dunia ini jahat, tapi semua berubah setelah hidupku mulai tak beraturan." -Tokoh tania yang digunakan adalah fiksi, dan cerita dibawah hanya sebuah imajinasi penulis tentang permasalahan toxic parents. Namun isi dari tulisan ini menceritakan keluh kesah dari sebagian anak yang merasa bahwa terdapat ketidakadilan dan ketidaknyamanan dalam keluarganya sendiri- Cerita bermula dari kisah seorang anak bernama tania yang beberapa tahun belakangan memiliki pengalaman bagaimana agama serta budaya mengajarkannya untuk menghormati orang tua dalam keadaan apa pun. Tania merasa betapa besar trauma dan dampak merusak lain yang ia rasakan karena hal tersebut. apalagi baginya hal yang terjadi itu menjadi peristiwa traumatis untuknya. ----------**********----------  Semua orang akan berpikir aku gila, bukan karena nalar pikirku dan mentalku terganggu, aku belum gila saat ini, tidak tahu nanti, ketika aku s...

Aku punya dan aku bersamanya, Ayah.

"Seperti mentari yang bersinar dipagi hari, cahaya matanya takan hilang dikala sore datang." Aku sempat merasa tak mampu untuk menerima segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Sama sekali aku tak sekuat yang terlihat. Aku terpuruk, amat sangat terpuruk. Bukan tanpa sebab, namun menghasilkan akibat yang sangat tak terduga.  Yaa.. Sebelumnya perkenalkan, aku adalah gadis yang merindukan seseorang, aku ingin sedikit bercerita tentang kesedihan yang mungkin saja bukan hanya aku yang merasakan. Mungkin ada diantara kalian yang sama denganku. Merindukannya. Merindukan sosoknya yang penyayang dan penuh kejutan. Sudah pasti setiap anak perempuan yang terlahir di dunia memiliki sosok lelaki pertama yang dicintainya pertama kali. Siapakah dia? Ayah.  Tak bisa dipungkiri bahwa ayah juga mulai mengembangkan sifat lelaki yang akan lebih protektif alias melindungi. Tak jarang juga ia berlaku lebih diktator kepada anak perempuannya. Bukan tanpa s...

Kita adalah buruh, Selama bukan Pemilik Modal

"Buruh lebih penting daripada modal dan harus mendapatkan perhatian yang lebih." ~Abraham Lincoln~  Sejarah kita mencatat banyak kisah perjuangan perempuan di kancah perburuhan, di antaranya adalah Surastri Karma Trimurti, atau yang biasa disebut SK Trimurti, perempuan yang menjadi Menteri Perburuhan pertama pada kabinet Amir Syarifuddin (1947-1948). Sepak terjang Trimurti tak hanya terlihat di masa perjuangan merebut kemerdekaan. Namun usai proklamasi Indonesia pun, Trimurti makin aktif menjadi sosok berpengaruh di bidangnya.  Saat menjadi menteri, Trimurti aktif memperjuangkan UU perburuhan baru sebagai ganti UU perburuhan kolonial yang memberatkan pekerja. Sebelum menduduki jabatan politik, Trimurti dikenal sebagai jurnalis yang vokal menyerukan semangat antipenjajahan dan antipenindasan.  Nama S.K. Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Ia juga sosok yang hidup di tiga zaman, yaitu di era penjaja...