Hollaaaaa...
Masih dengan cerita yang sedikit membuat bulu kuduk tidak begitu berdiri, tapi cukup membuat nafsu makan hilang.
Lagi dan lagi aku bilang ya, kalo kalian gak pengen nafsu makan kalian hilang, gausah baca cerita ini.
Kalo kalian tetep lanjut baca, aku gak tanggungjawab yaa. Kan aku udah mengingatkan.
Hehehee...
Owkaaayyy...
Selamat membacaa!!
Kisah ini bercerita tentang Elizabeth Bathory yang menjadi salah satu wanita terkejam sepanjang sejarah. Bahkan, dirinya masuk dalam Guinness Book of Records sebagai wanita pembunuh dengan korban terbanyak. Dalam waktu 25 tahun, dari tangan bangsawan wanita tersebut, telah terenggut nyawa ratusan manusia,
Dia telah menyiksa dan membunuh Ratusan gadis muda.
Wuuaaaaaaaaa... Ngeri bats gak tuh!
Hidup sebagai wanita dengan kedudukan terpandang rupanya tidak membuat seorang Elizabeth memiliki kepribadian yang kalem dan santun.
Justru si bangsawan yang sebenarnya jelita ini melakukan hal yang berkebalikan.
Tak heran jika nama Elizabeth Bathory pun dikenang hingga saat ini, walaupun bukan karena hal-hal baik.
Elizabeth adalah putri dari pasangan bangsawan yang sangat kaya raya. Orang tuanya, Georges dan Anna ,adalah kaum bangsawan paling kaya di Hungaria pada masanya. Sementara para keluarga besarnya juga merupakan orang-orang yang terpandang. Elizabeth memiliki seorang sepupu perdana menteri di Hungaria. Sementara pamannya, Stepehen adalah Raja Polandia.
Nahhhh kannn. Darah biruuuuu couyyyy...
Kaya dari zigot ini mahhh...
Tapiii yaaa gimana yaaa.. Mmm
Lanjut aja yaaaa...
Meski berasal dari keluarga bangsawan, namun para keluarga Bathory rupanya punya sisi gelap yaitu mereka dipercaya sebagai penganut Paganisme dan Satanis.
Kalo mo tau paganisme dan satanis tu apa, buka di google ya. Disitu dijelasin kok.
Tahun 1575, pada usia 15 tahun, Elizabeth menikah dengan Ferenc Nádasdy, putra bangsawan Eropa. Sebuah rumah di Kastil Csejte menjadi hadiah pernikahan untuk Elizabeth dari Nádasdy. Tetapi karena derajat keluarga sang suami yang lebih rendah darinya, Elizabeth memutuskan untuk tetap menggunakan Bathory sebagai nama belakangnya.
Sepuluh tahun pernikahan mereka, Elizabeth tidak memilik anak karena ia dan Nádasdy hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama. Terlebih ketika Nádasdy tengah giat mengejar kariernya sehingga Ndasdy lebih sering berada di medan pertempuran dan membuat Elizabeth kesepian.
Hal itu mendorongnya untuk menjalin hubungan gelap dengan banyak lelaki selama suaminya tidak di tempat.
Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya, namun akhirnya ia kembali. Meski demikian, Elizabeth tetap ketagihan melakukan hal menyimpang, bahkan ia juga menjadi seorang biseksual, dengan melakukan hubungan dengan bibinya sendiri, Countess Klara Báthory.
Waaiiiiiyooooo....
Jangan lanjut guys kalo gamau mual-mual yaaaa...
Yahhh nekad
Yaudaaa...
Selamat melanjutkan bacaan yaaa...
Xixixi
Memuaskan Hasrat Birahi dengan Menyiksa
Awal mula kegilaan tersebut adalah pengaruh dari pelayan terdekatnya, Dorothea Szentes. Elizabeth pun mulai gemar memuaskan hasrat seksual melalui penyiksaan terhadap pelayan-pelayan yang lebih muda dengan fantasi sendiri demi memuaskan hasrat seksualnya. Ia gemar menyiksa para pelayan dan budaknya demi memuaskan hasrat anehnya tersebut. Ia kabarnya sering menyiksa para pelayannya dengan cara diikat, digantung, dan dicambuki.
Hadu haduuu
Gakuat aku gengsss...
Pusing juga nulis nihhh...
Tapii sanss. Bentar lagi kok.
Yuk semangat yuukk..
Sekitar tahun 1585, Elizabeth melahirkan seorang anak perempuan yang ia beri nama Anna. Sembilan tahun berikutnya Elizabeth melahirkan dua anak perempuan, Ursula dan Katherina. Pada tahun 1598, ia melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Paul.
Pada tahun 1600, Nádasdy meninggal di usia 51 tahun, tetapi tidak diketahui penyebab kematian apakah karena penyakit atau luka akibat peperangan. Setelah kematian sang suami, kegilaan Elizabeth mencapai puncaknya. Saat itu Elizabeth yang sudah memasuki usia 40 tahun mulai merasa kecantikannya memudar. Sebenarnya, hal tersebut lumrah terjadi pada usianya. Namun, Elizabeth tidak menerima hal itu. Yaelahhh beth, kan emang udah kodratnya manusia kalo makin tua ya makin kriput. Gitu aja gak terima 😴
Mandi Darah Gadis Muda agar Awet Muda
Suatu kali, seorang pelayan yang membantu menyisir rambut tanpa sengaja menarik rambutnya terlalu keras, Elizabeth pun marah dan menampar wajahnya. Darah menetes dari hidung si pelayan dan mengenai tangannya. Saat itulah Elizabeth meyakini jika darah gadis muda bisa memancarkan kemudaan mereka.
Elizabeth pun memanggil Johannes Ujvari dan Dorothea Szentes untuk membantunya menelanjangi gadis tersebut dan membawanya ke bak mandi. Elizabeth pun memotong urat nadinya hingga gadis malang tersebut tewas kehabisan darah. Setelah itu, Elizabeth pun masuk kubangan darah untuk berendam. Elizabeth juga meminum darah tersebut karena meyakini bisa mendapatkan inner beauty.
Akhir Kejayaan Elizabeth
Setelah kehabisan pelayan muda, Elizabeth mulai merekrut gadis-gadis desa untuk mendapatkan darah mereka. Namun, rupanya kepuasan Elizabeth akan darah belum juga terpenuhi. Ia pun mulai menculik para gadis-gadis bangsawan kelas rendah untuk mendapatkan darahnya. Namun, keputusan tersebut rupanya menjadi bumerang baginya. Hilangnya para putri bangsawan rupanya menyita perhatian orang-orang berpengaruh, termasuk Raja.
Pada 30 Desember 1610, pasukan tentara dibawah pimpinan György Thurzó menyerbu istana Elizabeth. Saat menggeledah istana Elizabeth, banyak mayat yang ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan seperti terikat dengan nadi yang sudah putus. Diperkirakan aksi kekejaman Elizabeth itu sudah memakan hampir 650 korban gadis muda.
Selama proses pengadilan, Elizabeth tidak pernah hadir. Hanya para pelayan utusannya yang hadir dalam persidangan dan menggantikannya untuk menjalankan hukuman mati. Ini nih yang aku gak ngerti, kalo orang kaya emang gitu kali yaaaa, bisa segampang itu lepas dari jerat hukum. Pantesan hukum jaman sekarang .... Mmm ya gitu deh. Kalian juga pasti paham kan maksud akuuu..
Sementara Elizabeth sendiri diisolasi didalam kamarnya sampai akhirnya pada tahun 1614 ia meninggal di usianya yang ke 54 tahun.
Kisah melegenda tersebut tentu membuktikan jika pada dasarnya, nafsu manusia tak akan pernah bisa mencapai kepuasan. Dari nafsu, seseorang bisa melakukan apa pun, termasuk menghilangkan nyawa orang lain. Dan sepertinya, terlahir sebagai rakyat jelata jauh lebih terpandang daripada bangsawan yang namanya abadi di ingatan masyarakat sebagai orang yang biadab.
Sekian-