Langsung ke konten utama

Rasa Takut

"Sebuah rasa yang dimiliki sebagai tameng melewati perjalanan hidup"

Dalam situasi seperti ini ternyata bukan hanya virus yang menular rupanya. Ketakutan juga menular begitu cepat tanpa memberi jeda kepada setiap manusia. Seiring dengan bertambahnya jumlah positif corona di indonesia, hampir setiap orang dinegara ini terjangkit rasa takut. Takut untuk melakukan aktivitas diluar rumah, takut untuk bertemu dengan orang lain dan takut akan terkena virus corona tersebut.

(Ini bukan buah rambutan ya guys. Ini namanya virus)


Begitupun aku, aku juga tertular serangan ketakutan akan adanya virus corona ini, apalagi saat beberapa waktu lalu aku sempat demam, batuk dan sudah memenuhi kriteria positif corona. Tak pikir panjang akupun pergi ke RS Rujukan COVID-19. Aku bingung harus bersyukur atau bersedih. Bersyukur karena aku negatif dari COVID-19, atau bersedih karena aku terkena infeksi saluran pernafasan akut.

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), atau paru-paru. Bisa dikatakan ISPA merupakan infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Bila tidak segera ditangani, ISPA bisa menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh tidak memperoleh oksigen yang cukup, bahkan yang lebih parah bisa menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

Jika ISPA bertambah parah, gejala penyakit ISPA yang lebih serius akan timbul, seperti kesulitan bernapas, pusing, tingkat oksigen dalam darah rendah, demam tinggi dan menggigil, bahkan yang lebih parah  kesadaran menurun hingga pingsan. Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan hingga 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor (suara nafas seperti mendengkur), dan kekurangan gizi.  

Dari penjelasan barusan, memang sebaiknya aku tetap berdoa supaya baik-baik saja, karena bagaimanapun penyakit ISPA juga tidak bisa diremehkan. Baiklah, kembali ke rasa takut. Sebenarnya, rasa takut itu bermanfaat untuk manusia. Layaknya Fear dalam animasi Inside Out. Ketakutan memberi sinyal pada manusia untuk berhati-hati, mawas diri, dan menjadi tameng untuk bertahan hidup.

Manusia membangun rasa takut sebagai benteng melewati sebuah perjalanan yang sebelumnya tidak terpikirkan, yang seketika datang menjelma menjadi suatu masalah yang perlu diperhatikan. Berbagai pengalaman dan refleksi dati rada takut merupakan sebuah rasa dimana kita menganggap sesuatu akan menyakiti atau membahayakan. Seperti halnya saat bertemu ular, kita akan takut karena tahu bahwa memiliki bisa dan mungkin saja mematikan jika dipatuknya. Saat bertemu dengan orang yang misteriuz dan tidak dikenal, kita akan takut, karena berpikir orang tersebut akan bertindak jahat dan atau mencelakai kita. 

Jika kita tidak mengenal apa itu takut, mungkin kita akan sembrono dan tidak menjaga diri kita dari kemungkinan yang akan terjadi. Kita akan menerabas dan masa bodo dengan hal yang kemungkinan dapat membahayakan kita tanpa takut dicemooh, tanpa takut dihukum, tanpa takut sakit, tanpa takut menyakiti dan yang paling parah tanpa takut mati. Miris bukan.

Namun, rasa takut yang berlebihan juga bisa menjadi penghambat dalam hidup. Kenapa? Karena takut yang berlebihan terutama yang sifatnya kolektif seperti saat ini, bisa berdampak buruk pada banyak hal. Diantaranya, ekonomi menurun, produktivitas menurut, daya tahan tubuh menurun, pengangguran meningkat, kemiskinan menimgkat dan stres meningkat karena beberapa hal tersebut.

Seharusnya, kita bisa mengolah rasa takut itu, mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna karena tanpa sengaja kita miliki. Jadikan rasa takut sebagai pertanda untuk lebih menjaga diri. Seperti pada saat ini, pandemi misalnya. Rasa takut itu sebaiknya digunakan sebagai sarana menjaga diri, memprotek diri dari segala hal yang membahayakan. Membersihkan diri, meningkatkan daya tahan tubuh, menghindarkan diri dari hal berbahaya dan yang terpenting adalah mengontrol rasa takut agar tidak menjadi stres. 

Pandemi COVID-19 merupakan wabah yang menyerang secara luas, hampir diseluruh dunia, tidak terkecuali indonesia dengan penyebaran yang sangat tinggi. Semua orang sedang berjuang melawan penyakit pandemik ini, dengan cara berdiam diri dirumah dan jangan berlebihan merealisasikan rasa takut yang menyebar layaknya virus ini menjadi hal yang dapat memicu kesehatan dan mentalmu. Stay safe and stay healty ♥♥♥

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Semua Orang Tua Mulia : Relasi Orang Tua dan Anak

"Sebelumnya aku tak merasa bahwa dunia ini jahat, tapi semua berubah setelah hidupku mulai tak beraturan." -Tokoh tania yang digunakan adalah fiksi, dan cerita dibawah hanya sebuah imajinasi penulis tentang permasalahan toxic parents. Namun isi dari tulisan ini menceritakan keluh kesah dari sebagian anak yang merasa bahwa terdapat ketidakadilan dan ketidaknyamanan dalam keluarganya sendiri- Cerita bermula dari kisah seorang anak bernama tania yang beberapa tahun belakangan memiliki pengalaman bagaimana agama serta budaya mengajarkannya untuk menghormati orang tua dalam keadaan apa pun. Tania merasa betapa besar trauma dan dampak merusak lain yang ia rasakan karena hal tersebut. apalagi baginya hal yang terjadi itu menjadi peristiwa traumatis untuknya. ----------**********----------  Semua orang akan berpikir aku gila, bukan karena nalar pikirku dan mentalku terganggu, aku belum gila saat ini, tidak tahu nanti, ketika aku s...

Aku punya dan aku bersamanya, Ayah.

"Seperti mentari yang bersinar dipagi hari, cahaya matanya takan hilang dikala sore datang." Aku sempat merasa tak mampu untuk menerima segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Sama sekali aku tak sekuat yang terlihat. Aku terpuruk, amat sangat terpuruk. Bukan tanpa sebab, namun menghasilkan akibat yang sangat tak terduga.  Yaa.. Sebelumnya perkenalkan, aku adalah gadis yang merindukan seseorang, aku ingin sedikit bercerita tentang kesedihan yang mungkin saja bukan hanya aku yang merasakan. Mungkin ada diantara kalian yang sama denganku. Merindukannya. Merindukan sosoknya yang penyayang dan penuh kejutan. Sudah pasti setiap anak perempuan yang terlahir di dunia memiliki sosok lelaki pertama yang dicintainya pertama kali. Siapakah dia? Ayah.  Tak bisa dipungkiri bahwa ayah juga mulai mengembangkan sifat lelaki yang akan lebih protektif alias melindungi. Tak jarang juga ia berlaku lebih diktator kepada anak perempuannya. Bukan tanpa s...

Kita adalah buruh, Selama bukan Pemilik Modal

"Buruh lebih penting daripada modal dan harus mendapatkan perhatian yang lebih." ~Abraham Lincoln~  Sejarah kita mencatat banyak kisah perjuangan perempuan di kancah perburuhan, di antaranya adalah Surastri Karma Trimurti, atau yang biasa disebut SK Trimurti, perempuan yang menjadi Menteri Perburuhan pertama pada kabinet Amir Syarifuddin (1947-1948). Sepak terjang Trimurti tak hanya terlihat di masa perjuangan merebut kemerdekaan. Namun usai proklamasi Indonesia pun, Trimurti makin aktif menjadi sosok berpengaruh di bidangnya.  Saat menjadi menteri, Trimurti aktif memperjuangkan UU perburuhan baru sebagai ganti UU perburuhan kolonial yang memberatkan pekerja. Sebelum menduduki jabatan politik, Trimurti dikenal sebagai jurnalis yang vokal menyerukan semangat antipenjajahan dan antipenindasan.  Nama S.K. Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Ia juga sosok yang hidup di tiga zaman, yaitu di era penjaja...