Langsung ke konten utama

Cerita atau Cinta yang Terkisah





"Jika  persahabatan dan cinta itu hal yang berbeda namun keduanya selalu dapat diserasikan, ketika cerita menjadi cinta itu adalah hal lumrah yang sering dirasakan."


Perkenalkan  Namaku Ayla Fatimah Haulida, aku lahir dan tinggal di cilacap bersama kedua orang tua ku dan kakakku. Aku bersekolah disalah satu SMA Negeri di cilacap. Kota ini memiliki banyak cerita apalagi setelah aku bersahabat dengan Fiyan Ardi Santosa. Aku mengenalnya dengan baik karena aku dan fiyan selalu satu kelas selama tiga tahun kami bersekolah di SMA. Baiklah aku sekolah di SMA jurusan IPS. Itu adalah pilihanku, karena cita-citaku ada dijurusan IPS. Mungkin banyak yang beranggapan bahwa IPS? Mau jadi apa kamu ambil jurusan IPS? Ambil itu jurusan IPA. Biar saya luruskan, bukankah sama saja jurusan IPA atau IPS bersekolah dengan cita-cita menjadi orang sukses dikemudian hari. Anak IPA bisa sukses didunianya kelak, dan kami anak IPS pun bisa sukses didunia kami kelak.  tergantung niat dan tekad, bukan tergantung jurusan.

Nahloh. Sudahlah jika membahas jurusan lama habisnya. Intinya kesuksesan itu tergantung niat dan tekad yang kuat. 
oke lanjut. Walaupun aku dan fiyan baru bersahabat ketika kami kelas 2 namun kisah bersamanya adalah yang paling berwarna dalam masaku diSMA. Saat kami sama-sama baru menjadi siswa baru yang belum saling mengenal hingga kami satu kelas dikelas 1, bahkan aku dan fiyan tidak ada sama sekali tanda-tanda akan bersahabat. Ya, karena kami selalu bertengkar, meributkan hal yang tidak bermakna, maklumlah anak remaja. Bahkan aku pernah sangat marah kepadanya ketika dia mengejek hasil gambaranku yang akan ku ikutkan lomba poster disekolahku. Akhirnya aku tidak jadi mengikuti lomba poster karena aku marah kepada fiyan. 

Ahhh… 
sekarang aku sangat ingin tertawa mengingatnya. Namun dia meminta maaf kepadaku dan akupun memaafkannya.
Dan pada saat kami kelas 2 disinilah awal ceritaku bersamanya, disini aku berusaha mendefinisikan cerita atau cinta antara persahabatanku dan fiyan. Dan menurutku ini lebih dari sekedar rasa.


“Ayla.aku boleh cerita.?” Tanya fiyan sambil duduk disampingku.
“Tumben yan? Mau cerita apa? Percaya gitu cerita ke aku.” Tanyaku sambil menatap wajahnya yang lebam.
“Aku baru saja putus dengan safira, aku butuh teman curhat. Nggak tau kenapa aku pengen aja curhat sama kamu. Nggak papa kan?” kata fiyan.
“Ok, baiklah, kenapa kamu putus dengannya? “ tanyaku.
“Kemarin aku melihatnya jalan dengan shandi, aku tau shandi dan safira pernah saling suka. Dan aku melihat shandi memegang dan mencium tangan safira. Dihadapanku, aku sangat geram pada mereka. Aku datangi mereka berdua dan ku tonjok wajah si shandi. Kami saling tonjok dan safira memutuskanku disitu. Ingin rasanya kubunuh shandi saat itu juga ketika dia tersenyum picik kepadaku.” Jawab fiyan dengan mengepalkan tangannya.
“Boleh aku memberi saran?” tanyaku.
“Itu yang aku tunggu ayla.” Jawabnya.
“Kamu pantas mendapatkan yang terbaik, dan menurutku safira bukan yang terbaik untukmu, percayalah dia akan menyesal telah memperlakukanmu seperti itu. Karena kamu itu pantas diperjuangkan.” Jawabku.
“Kenapa kamu berpendapat seperti itu?” tanyanya.
 “Karena sepengetahuanku,kamu setia.bukankan sebelumnya kamu selalu menjemput safira setiap hari meskipun ia pulang larut? Kamu hebat. Aku salut. kamu itu mandiri, walaupun belum terlalu dewasa tapi bisa berpikir efektif jika sedang mengalami kesulitan. Kamu juga ganteng. Jadi dengan mudah kamu akan mendapatkan pengganti safira, percayalah.” Ucapku kepadanya.
“Jadi menurutmu aku ganteng?’ Tanyanya sambil tersenyum.
“Kamu kan cowok, ya ganteng lah.” Jawabku.
“Hati-hati dengan ucapanmu, nanti aku bisa baper. Kalo aku udah baper, aku bakal bikin kamu jatuh cinta sama aku.” Ucapnya sambil tertawa.
“Eh bocah, nggak usah ngelantur deh ngomongnya. Oiya kamu besok ikut study tour kan? “ tanyaku
“ Iya aku ikut. Kamu ikut kan?” tanyanya.
“Insyaallah.” Jawabku.


Hari ini sekolahku sangat sibuk, karena hari ini adalah pemberangkatan siswa untuk study tour menuju Yogyakarta. Aku berada di bus ketiga begitupun fiyan dan teman-teman kelasku. Boleh kalian tebak aku duduk dibagian mana. Aku duduk dibagian belakang. Sampingku,belakangku semua cowok. Bahkan aku duduk satu bangku dengan fiyan. Didalam bus kami bernyanyi, menari, tabuhan,dan membuat berbagai macam kebisingan didalam bus, itu sangat menyenangkan. Dan rasa lelahpun tak terasakan.

“Ayla, menurutmu aku harus bagaimana? Aku suka pada sahabat kecilku. Tapi aku takut dia nolak aku.” Katanya memulai percakapan.
“sahabat kecilmu ? suka kesiapa dih kamu tuh?” tanyaku.
“Lia,sahabatku dari kecil. Aku sudah beberapa kali jalan dengannya setelah putus dari safira, dan aku nyaman dengannya.” Katanya.
“Kamu yakin itu cinta.” Tanyaku
“entahlah aku bingung..” Jawabnya. “Aku sudah tidak ingin larut pada kesedihanku terhadap safira.” Tambahnya.
“Kalo kamu merasa itu cinta, perjuangkan semampumu, kerahkan semua tenagamu untuk mendapatkannya, cintai dia dengan tulus, jangan jadikan dia sebagai pelarian rasa sakit hatimu karena safira ya, aku tau kamu bukan orang yang jahat. Jadi jatuh cintalah dengan wajar, jangan sakiti dia, sayangi dia jika kamu sudah  mendapatkannya diujung perjuanganmu mengejarnya. Paham?” Ucapku.
“Menurutmu kapan waktu yang tepat untuk aku menyatakan perasaanku padanya?” tanyanya.
“Besok saat kita berada di Yogyakarta. Pas banget kan malam minggu, di titik 0 km. sosweet kayaknya.” Jawabku seadanya.

“Ay…Ayla… minta jajan. Aku laper.” Panggil nadia sambil cekikikan bersama ika.
“Ay…Ay.. lagi PDKT yaa sama fiyan, hayoo… hayooo…. Hayoooo….” Ucap ika.
“Wiiihhhh berduaan baeee… ngemilll woyyy ngemilllll….” Sambung nisa.
“Ay ih jajan.” Ucap febri. “ Roti yaa, sama kripik. Kayaknya tadi aku lihat ditasmu. Hehehe” sambungnya.
“Bocah rusuh, nggak usah dikasih ayla, rusuh mereka.” Kata fiyan.
“Hoyyy…laper hoyyy laperrrr….” Jawab nisa sambil mendekatiku untuk mengambil roti dan kripik yang ku sodorkan.
“Ahhhhh ngga lama lagi kayaknya fiyan sama ayla bakal pacaran deh. Gossip hangat nihh.” Woro-woro yang disampaikan nisa.
“Ehh jangan nyebar fitnah kamu sa..” kataku meluruskan.
“Sekarang belum, kali aja besok.” Sambung febri.
“Ih kalian rusuh yaaa,,, udah dih makan aja sonoh jangan sambil ngomong bae, keselek tau rasa kalian.” Ucapku.
“Iya ay iya, ayo teman-teman kita makan saja.” Kata febri. “Biarkan sepasang kekasih ini merajut kasih berdua, jangan diganggu.” Tambahnya.
“ Ih pada rusuh banget ya mereka.” Kataku kepada fiyan.
“Sudahlah biarin aja, kamu capek ngga ay? Tidur aja. Kita masih lama nyampenya.” Kata fiyan sambil tangannya memposisikan kepalaku dipundaknya. Akupun tertidur dipundaknya hingga   bus pun sampai di Yogyakarta.


Pagi ini kami berwisata keberbagai monument dan beberapa tempat wisata. Aku dan fiyan hampir selalu berdekatan walaupun tidak slalu bersama. Aku bersama teman perempuanku, dan dia bersama gerombolan teman cowoknya.

“Perhatikan langkahmu nanti kamu jatuh, kalo jatuh sakit. Mending jatuh cinta sama aku, itu lebih baik.” Ucapan fiyan benar-benar menggetarkan hatiku. Ohhh my good.
“Udah deh yan, sana gih tuhhh ditinggal yang lain kita nantii.” Jawabku.
“Eh jangan cemberut sih, aku kan niat bikin kamu senyum ay. Ayang…” ucap fiyan sambil menggelitiki aku.
“Ahhhh fiiyaannnnn, kamu nyebelinn bangett siiii, alayy tau nggaa.” Jawabku sambil mencubit tangannya. “Eh itu lia, mending kamu samperin dia. Katanya nanti malam kamu mau nembak dia.” Tambahku.
“Kamu ngga papa?” tanyanya.
“Udah sana samperin, aku nanti nyusulin yang lain.Buruann.. good luck yan.” Ucapku menyemangati fiyan.

Fiyan pun berlalu meninggalkanku, aku pun berjalan menghapiri teman-temanku yang telah jauh didepan. Aktivitas kami satu hari penuh hanya berwisata, melelahkan namun menyenangkan, dan pada sore harinya kami kembali ke hotel, untuk beristirahat. Dan pada malam hari kami berkeliling di Malioboro, karena hotel tempat kami menginap tak jauh dari malioboro.

Tok..Tokkk…Tookkkkk…
“Ay…. Aylaa… febriiii….. ikaaaaa…..” panggil fiyan didepan kamar hotelku.
“Iyaaa sebentar.” Jawabku sambil beranjak membukakan pintu. “Ada apa yan?” tanyaku. 
“Temenin aku cari kado buat nembak doi.” Katanya sambil menarik tanganku.
“Heyyyyy,,,, Sekarang?” tanyaku
“Iya sekarang, nanti keburu malem.” Jawabnya sambil menarik tanganku menuruni tangga dan kami berjalan-jalan dimalioboro serta memasuki beberapa pusat perbelanjaan.

“Beliin kalung? Jam tangan? Boneka? Coklat? atau Bunga?” tanyanya.
“Terserah kamu lah yan, kamu pengennya beliin dia apa?” Tanyaku.
“kamu kan cewek, pasti tau lah apa yang doi suka, menurutmu aku harus ngasih apa ke doi pas nanti nembak?” Tanyanya sambil mengenggam tanganku dan mengajakku mendekati took jam tangan.
“Jam ini bagus, Kamu bisa bilang ke dia kalo kalian udah resmi jadian, jam itu waktu, jadi doi harus tau waktu kapan dia sibuk dengan dunianya dan kapan dia ada waktu buat kamu. Ahhhh sweet deh kayaknya.” Ucapku sambil mengacak-acak rambut fiyan.  
“Kalo kalung ini didefinisikan apa ay?” tanyanya.
“Emmm… bilang aja, kalung itu sebagai symbol kamu telah memiliki doi, jadi doi harus ingat kamu, kalung itu menggantung sekat dihatinya, jadi supaya kamu selalu ada dihatinya. Haha dih sok banget aku ngomongnya yaa…” tawaku sambil meletakkan kalung itu. “Jadi, kamu mau beli yang mana buat doi?” Tanyaku
“Aku ambil keduanya. Dan coklat ini. Ayo ke kasir, setelah itu aku akan menemui doi.” Ucapnya sambil berjalan menuju kasir, aku mengikuti disampingnya.
“Baiklah, makasiihh ya  udah nemenin aku beli ini semua buat doi, kamu ikut aku ya ke titik nol.” Ajaknya.
“Aku langsung ke hotel aja, temen-temen disana semua kok, kamu nemuin doi sendiri aja, aku males jadi obat nyamuk tau. Udah ah byeee..” aku berjalan hendak meninggalkannya namun tangannya memegang tanganku.
“Apa aku harus memohon di kakimu, agar kamu mau ikut?”Ucapnya sambil hendak menundukkan badannya.
“Ehhhh, Fiyan, ngapain sih kamu, yaudah iya aku ikut. Seneng banget nyiksa aku kamu yaaa,, aku tau aku jomblo tapi mbok ya jangan disuruh jadi obat nyamuk gini toh yan, yan.” Jawabku menggerutu.
“Sudahlah ayo ikut, Temani aku menemui cinta sejatiku.” Jawabnya sambil menggandeng tanganku dengan erat.


Setelah kami berada tepat di titik nol Yogyakarta, aku bingung karena lia tidak ada disitu, apakah lia lupa? Atau dia masih dijalan? Suasana jalan yang ramai ini pun menyulitkanku menemukan lia. Dan sialnya fiyanpun ikut menghilang dibalik keramaian.
“Aku sekarang benar-benar sendirian. Fiyan malah ngerjain aku dia.” Aku menggerutu.
“Aku tidak meninggalkanmu. Aku Cuma beli balon ini sebentar tadi, maaf ya ay, aku ngga bilang dulu tadi hehe.” Suara fiyan dibelakangku, aku pun membalikkan badanku.
“Fiiiiyaaaannnn, mana lia? Apa dia lupa? Kamu udah bilang kan ketemu di titik nol?” tanyaku.
(Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan secarik kertas berwarna merah.)
“Kamu baca surat ini.” Katanya sambil menyodorkan kertas merah itu kepadaku. Aku meraih surat itu dan membacanya.

“Aku akan merasa sangat bodoh jika aku memperjuangkan perempuan lain dan tidak melihat perempuan yang selalu membantuku dan menyemangatiku. Jika kemarin aku bilang suka kepada lia, hari ini aku bilang bahwa aku jatuh cinta. Bukan kepada lia, tapi kepada perempuan yang sekarang sedang membaca surat ini. Mungkin kamu tidak akan percaya, namun itulah kenyataannya. Aku enggan untuk kehilangan, aku ingin sepenuhnya mencintaimu. Aku pernah jatuh cinta sebelumnya, namun tidak sedalam ini. Aku nyaman padamu, kedewasaanmu mengajariku banyak hal. Jika boleh aku jujur, aku ingin kamu jadi pacarku, di titik nol Yogyakarta ini. Sosweet bukan? Aku menunggu jawabanmu sekarang. Aku mencintaimu. Biarkan kota ini menjadi cerita awal dari kebahagiaan kita. Aku janji akan selalu menyayangimu. Kamu sahabatku dan calon kekasihku.dan aku harap beberapa menit lagi kamu sudah resmi menjadi kekasihku.” 
Fiyan.


Aku menatap wajah fiyan dalam-dalam, ingin rasanya aku berteriak bahwa aku juga mencintainya.
“Aku menunggu jawabanmu ayla. Kamu harus tanggung jawab, kamu sudah membuat aku jatuh cinta dan enggan berpaling darimu. Aku tidak pernah jatuh cinta pada lia. Kemarin yang aku bilang aku suka pada sahabat kecilku, itu hanya gurauan karena aku ingin tahu reaksimu mendengarnya.dan aku tahu kamu cemburu.  Aku jatuh cinta kepadamu. Aku juga tau kamu pun memiliki rasa yang sama denganku. Dari tatapanmu aku melihat cinta untukku disana.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Fiyan, jangan bercanda deh. Nggak lucu tau.”Jawabku Sambil beranjak meninggalkannya.
“Ayla Fatimah Haulida, I LOVE YOU.” Teriak fiyan. Gila ini konyol, dia berteriak dikota yang ramai ini. Aku berbalik badan dan menatapnya.
“Ayla, aku sayang sama kamu, aku jatuh cinta sama kamu, kali ini aku serius.” Teriaknya lagi. Hampir semua orang yang ada disitu melihat kearah kami, mungkin mereka menunggu jawabanku.

“Terima….terimaa…..terima….terima….” ucap orang-orang disitu.
“Aylaa…. Terima aylaaa….” Teriak ika.
“Fiyan, Jika kamu merasa ini bukan lelucon aku senang karena aku juga jatuh cinta kedapamu.” Jawabku.
“Aku serius, ini bukan lelucon. Jadi sekarang kita resmi jadian?” Jawabnya sambil menggenggam erat tanganku.
“Siapa?” Tanyaku.
“Fiyan Ardi Santosa & Ayla Fatimah Haulida.”Jawabnya singkat padat dan jelas.
“Ciiiiiiiiiiieeeeeeeeeee yang jadian.”Teriak Ika dan Febri
“Kita kan saling jatuh cinta jadi jadian, Coba kalo kalian, jatuh cinta ko sendirian ya sakit toh, ya nggak ay.” Ucap Fiyan sambil tertawa.
“Yeeee…Rusuh Fiyan dasar. Udah ah tinggalin aja yuk ka, lagi kasmaran mereka.”Ucap febri sambil berlalu dengan ika meninggalkanku dan fiyan.
“Aku manggilnya tetep ayla ya, canggung soalnya kalo harus panggil sayang. Hehe, Lihat ayla, bulannya cantik ya, secantik wajahmu. Para bintang itu indah namun kalah indah dengan senyumanmu. Yogyakarta itu penuh cerita namun kamu adalah cinta yang nyata.” Kata fiyan
“Kamu nggak lagi bikin aku terbang kan? Kasian anak orang jangan dibikin terbang kalo jatuh sakit tau.”Jawabku.
“Kita duduk disitu dulu ya.” Ucap fiyan sambil menunjukkan bangku yang kosong.
“Ayo pulang.” Rengekku.
“Sebentar saja ayla sayang.” Ucap fiyan sambil mengelus kepalaku. “Baca surat ini.” Tambahnya.

Aku membuka surat itu dan membacanya sambil menyenderkan kepalaku dibahunya.

“Sekarang kita sudah jadian ayla, dan kita duduk bersama dibangku kota Yogyakarta ini, sekarang kamu sedang membaca suratku.Aku berhasil jatuh cinta lagi setelah putus dari safira. Kamu yang membantuku melupakannya dan mengajariku makna mencintai, kamu berhasil membuatku jatuh cinta terhadapmu. Sekarang aku enggan kehilanganmu. aku yakin bulan dan bintang malam ini cemburu pada kebahagiaan kita. Aku mungkin mudah menyukai seseorang, namun mencintaimu adalah kewajiban bagiku.2 jam yang lalu kita masih bersahabat, dan sekarang kita telah berpacaran. Ahhh.. aku sangat bahagia, mungkin tidurku malam nanti akan dipenuhi oleh wajahmu. Jika aku pernah berjanji mungkin aku khilaf, karena pria sejati tidak pernah memberikan janji tapi selalu memberikan bukti. Jadi kamu jangan suruh aku untuk berjanji selalu mencintaimu. Namun akan ku buktikan kelak ketika AKU,KAMU,KUA dan SAH. Kamu berdo’a ya supaya kita jodoh, jadi jangan hanya aku yang bermimpi kelak akan menikahimu.Terimakasih telah mau menjadi kekasihku, aku yakin kamu tidak akan mengecewakanku dan aku akan selalu menjaga kepercayaanmu. Selamat ya ayla, sekarang udah nggak jomblo lagi kamu. Iloveyou.”
Fiyan.

Kututup surat itu dan kutatap fiyan yang berada disampingku. Ingin 
“Fiyan, Iloveyou too.” Ucapku yang langsung memeluknya. Rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan itu. Jatungku berdetak begitu cepat lebih cepat dari putaran jarum jam yang kini telah menunjukkan pukul 10 malam. Akhirnya aku dan fiyan kembali menuju hotel dan berpisah ditangga karena kamar kami berbeda dia dilantai 3 dan kamarku dilantai 2. Sesampainya dikamar aku langsung memeluk guling. 
“Aaaaahhhhhh…..fiyannn. Selamat tidur sampai besok kekasihku.” Ucapku sambil memejamkan mataku dan akupun tertidur.

TAMAT




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Semua Orang Tua Mulia : Relasi Orang Tua dan Anak

"Sebelumnya aku tak merasa bahwa dunia ini jahat, tapi semua berubah setelah hidupku mulai tak beraturan." -Tokoh tania yang digunakan adalah fiksi, dan cerita dibawah hanya sebuah imajinasi penulis tentang permasalahan toxic parents. Namun isi dari tulisan ini menceritakan keluh kesah dari sebagian anak yang merasa bahwa terdapat ketidakadilan dan ketidaknyamanan dalam keluarganya sendiri- Cerita bermula dari kisah seorang anak bernama tania yang beberapa tahun belakangan memiliki pengalaman bagaimana agama serta budaya mengajarkannya untuk menghormati orang tua dalam keadaan apa pun. Tania merasa betapa besar trauma dan dampak merusak lain yang ia rasakan karena hal tersebut. apalagi baginya hal yang terjadi itu menjadi peristiwa traumatis untuknya. ----------**********----------  Semua orang akan berpikir aku gila, bukan karena nalar pikirku dan mentalku terganggu, aku belum gila saat ini, tidak tahu nanti, ketika aku s...

Aku punya dan aku bersamanya, Ayah.

"Seperti mentari yang bersinar dipagi hari, cahaya matanya takan hilang dikala sore datang." Aku sempat merasa tak mampu untuk menerima segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Sama sekali aku tak sekuat yang terlihat. Aku terpuruk, amat sangat terpuruk. Bukan tanpa sebab, namun menghasilkan akibat yang sangat tak terduga.  Yaa.. Sebelumnya perkenalkan, aku adalah gadis yang merindukan seseorang, aku ingin sedikit bercerita tentang kesedihan yang mungkin saja bukan hanya aku yang merasakan. Mungkin ada diantara kalian yang sama denganku. Merindukannya. Merindukan sosoknya yang penyayang dan penuh kejutan. Sudah pasti setiap anak perempuan yang terlahir di dunia memiliki sosok lelaki pertama yang dicintainya pertama kali. Siapakah dia? Ayah.  Tak bisa dipungkiri bahwa ayah juga mulai mengembangkan sifat lelaki yang akan lebih protektif alias melindungi. Tak jarang juga ia berlaku lebih diktator kepada anak perempuannya. Bukan tanpa s...

Kita adalah buruh, Selama bukan Pemilik Modal

"Buruh lebih penting daripada modal dan harus mendapatkan perhatian yang lebih." ~Abraham Lincoln~  Sejarah kita mencatat banyak kisah perjuangan perempuan di kancah perburuhan, di antaranya adalah Surastri Karma Trimurti, atau yang biasa disebut SK Trimurti, perempuan yang menjadi Menteri Perburuhan pertama pada kabinet Amir Syarifuddin (1947-1948). Sepak terjang Trimurti tak hanya terlihat di masa perjuangan merebut kemerdekaan. Namun usai proklamasi Indonesia pun, Trimurti makin aktif menjadi sosok berpengaruh di bidangnya.  Saat menjadi menteri, Trimurti aktif memperjuangkan UU perburuhan baru sebagai ganti UU perburuhan kolonial yang memberatkan pekerja. Sebelum menduduki jabatan politik, Trimurti dikenal sebagai jurnalis yang vokal menyerukan semangat antipenjajahan dan antipenindasan.  Nama S.K. Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Ia juga sosok yang hidup di tiga zaman, yaitu di era penjaja...